LDKR

Latihan Dasar kepemimpinan Rohis SMA Negeri 1 Natar periode 2012/2013. Semoga sukses, Aamiin :)

 

SINETRON: Pilih Boikot Atau Yang Ngotot?

Yang bikin fantasi, yang makin digandrungi. Yang menjual banyak sensasi, yang banyak dibeli. Kenyataannya memang seperti itu hukum alam di Indonesia. Mungkin tidak sepenuhnya salah jika negara ini dikatakan negara yang ‘demen sensasi’.

Mendengar kata sensasi, hal pertama yang paling sering orang pikirkan pertama kali tentu “artis”. Artis, industri hiburan, akhirnya terpikir juga istilah perfilman. Mungkin film Indonesia masih ada yang bisa diluluskan uji kelayakan untuk ditonton. Tapi bagaimana dengan sinetronnya? Tampaknya sinetron Indonesia layaknya primadona hiburan bagi rakyat yang jenuh di tengah ruwetnya isi pemberitaan yang tidak pernah absen diisi kasus korupsi. Okelah, banyak mahasiswa yang lebih memilih menonton siaran televisi yang mengajak penontonnya berpikir cerdas dan kritis. Tapi bandingkan, lebih banyakkah jumlah mahasiswa daripada “rakyat biasa” di negeri ini? Lantas apa tempat pelarian para “rakyat biasa” itu setelah lelah mencari upah seharian? Tak bisa dielak, sinetronlah tempat pikiran dan mata dilarikan untuk menghibur diri.

Seakan tak pernah mempermasalahkan cerita yang monoton, penggemar sinetron makin bejibun, ratingnya jadi naik gunung, aktor dan aktrisnya makin eksis, produknya laris manis. Parahnya, sinetron Indonesia tampaknya sudah terbiasa mencekoki para penontonnya dengan cerita-cerita ganjil nan menggurui. Tokoh utama berbudi baik yang kalau dalam pelajaran bahasa Indonesia disebut sebagai tokoh protagonis, selalu menjadi bulan-bulanan tokoh antagonis. Si protagonis pun tidak pernah bisa melawan, bahkan jika keadaan memaksa si antagonis untuk kalah, si baik akan menutupi kesalahan tokoh antagonis dan berpura-pura tidak pernah disakiti agar menciptakan figur sebagai orang yang benar-benar berhati mulia. Aneh, mau menjadi orang baik saja kok banyak sekali siksaannya. Dan, apakah orang yang baik itu adalah orang yang ‘melindungi’ yang jahat? Kesannya jadi seperti KKN ya? Dampak terparah dari sinetron sebenarnya ada pada anak-anak yang juga asik saja diajak menonton sinetron oleh orangtuanya. Bukan hal baru lagi kalau ada anak yang jika ditanyakan, ingin menjadi tokoh baik atau jahat, malah menjawab tidak ingin menjadi yang baik. Mengapa? Ternyata, menurut mereka, tokoh baik selalu disiksa!

Sinetron berkedok Islam malah lebih parah. Apalagi sinetron anaknya: yang punya kekuatan ini lah, itu lah, yang bisa mengubah sesuatu, bahkan ada ceritanya anak yang punya layaknya mukjizat sehingga banyak orang meminta pertolongan padanya. Bukankah yang seperti ini yang paling berbahaya bagi akidah kita? Secara tidak sadar, anak-anak menyimpan pesan bahwa ada kekuatan lain yang bisa diandalkan selain kekuatan Allah swt. Bahwa mereka bisa mengendalikan bahkan menolak ‘bala’. Tidak berlebihan jika kita memandang sinetron sebagai sesuatu yang mulai harus kita boikot. Pemboikotan dalam artian sebenarnya memang tidak bisa kita lakukan. Pemboikotan yang mungkin adalah tindakan tidak menonton sinetron dan tidak memilih channel berisi sinetron selama sinetron itu ditayangkan. 

Pemboikotan kecil ini mungkin tidak berpengaruh apa-apa pada pihak entertaiment, apalagi pemboikotan ini hanya dilakukan oleh sepersekian dari sebagian kecil masyarakat yang peduli. Tapi insya Allah besar pengaruhnya bagi terjaganya akidah dan pikiran kita dari tontonan tidak cerdas dan membodohi. Memang tidak semua sinetron Indonesia seburuk itu, tapi kebanyakan produsernya tetap saja ngotot ingin memproduksi cerita yang skenarionya didramatisir. Sekali lagi, Indonesia memang negara ‘demen sensasi’ sekaligus yang ‘latah informasi’.


-HL-
 

MENULIS, Antara Bakat dan Tekad

Menulis. Siapa yang tidak bisa memegang pena kemudian menorehkan tintanya di selembar kertas? Tapi kata ‘menulis’, yang dilihat dari sudut pandang sebagai suatu kegiatan personal –dalam artian bukan menulis pelajaran atau tugas sekolah- seringkali membuat orang yang tidak tertarik mendengarnya saja sudah pesimis duluan. Ada juga orang yang mengaku ingin ‘bisa menulis’, tapi disuruh menulis diary saja sudah merengek. Sebenarnya apa yang salah dengan sebuah kegiatan bernama ‘menulis’?
Menulis, baik itu menulis artikel, opini, cerita, puisi, apapun lah, bagi sebagian orang masih di cap sebagai kegiatan yang memerlukan bakat. Memang tidak sepenuhnya salah, tapi bakat ada pada nomor ke sekian sebagai faktor penentu dalam keberhasilan menulis. Jadi, salahnya di mana? Yup! Tentu saja kesalahan ada pada persepsi masing-masing orang yang menilai bahwa menulis hanya bisa di lakukan ketika kita diberikan cukup anugerah oleh Tuhan untuk berkarya. Selebihnya, “I have no talent, and I give up”. Begitu mendarah dagingnya tradisi ‘terima nasib’ akibat penjajahan bangsa Eropa di negeri ini selama berabad-abad lamanya. Baiklah, ayo kita kembali ke masalah menulis.

Allah swt pasti membagi rata masing-masing hambaNya sebentuk talenta. Jika A mendapat kelebihan dalam hal ini, maka ia pasti mempunyai kekurangan dalam hal lainnya. Begitupun dengan B, C, dan seterusnya. Namun kadang, kita tidak mau sedikit lebih bersabar seperti Thomas Alva Edison yang setia mencoba sampai lebih dari 1000 kali demi menghidupkan sebuah bola lampu. Akibatnya, potensi yang seharusnya bisa ditemukan manakala kita menggali lebih dalam tidak pernah bisa menjadi berarti. Menulis juga merupakan potensi yang diam-diam pasti melekat pada setiap individu. Kalau kita tidak memaksakan menjebol penutupnya untuk kita bawa ke luar, potensi itu akan selamanya terkubur bahkan makin tertutup hari demi hari oleh berbagai sampah yang menumpuk. 

Bukankah hampir setiap orang, apalagi yang masih berstatus pelajar, bisa menggunakan pena? Memiliki buku? Setidaknya selembar kertas bekas alas gorengan? Memahami abjad? Kalau begitu menulislah! Jangan pikirkan terlalu rumit, seperti apa yang selanjutnya, bagaimana gaya bahasanya, dan pikiran-pikiran pembawa kekhawatiran lainnya. Semakin banyak yang kita pikirkan sebelum menulis, semakin lama waktu diulur. Lama-lama malah tidak jadi menulis. Jangan pikirkan bagaimana kita bisa menulis layaknya Kang Abik (Habiburrahman El-Shirazy), atau Andrea Hirata, atau penulis terkenal lainnya. Tapi berpikirlah bahwa kita adalah kita. Kita tidak perlu menjadi mereka setiap kali kita ingin menulis. Tulislah apa yang sedang terlintas saat itu juga.
Tidak bisa dielakkan lagi, bahwa menulis sudah menjadi suatu kebutuhan bagi hidup kita. Mau bukti? Lihat saja berbagai jejaring sosial yang lagi naik daun saat ini. Setiap detik selalu bermunculan tulisan-tulisan baru, walau hanya sekedar tulisan ringan dan sangat singkat. Itu sudah membuktikan bahwa apa yang kita rasakan saat itu adalah apa yang ingin kita tuliskan. Memang tujuannya bermacam-macam, mulai dari iseng sampai yang tujuannya ingin pamer. Tapi titiknya adalah potensi menulis itu sendiri. Bangsa Indonesia yang istilahnya masih rawan oleh segala yang baru ini perlu sebuah budaya untuk menjaga agar jangan sampai terlalu kebablasan di tengah pengaruh yang serba bebas. Salah satunya ya menulis. Menulis untuk selalu mengingatkan siapa diri sendiri, apa yang sudah dan akan dilakukan, dan menulis untuk akhirnya menjadi sejarah. Sebuah catatan yang bisa menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya ketika mereka membaca tulisan kita. Jadi, alasan apa lagi yang masih menahan kita untuk tidak menulis? :)


-HL-
 

Rasa Takut


Setiap manusia dicipatakan atas dasar fitrah, dan diantara fitrah manusia adalah memiliki rasa takut yang menyelimutinya setiap saat. Ada rasa takut terhadap mati, takut terhadap masa depan, takut kehilangan kesempatan, takut kehilangan jabatan, takut kehilangan harta, takut kehilangan orang yang dicintai, takut tidak mendapatkan jodoh yang baik, takut karena dosa-dosa yang pernah dilakukan dan berbagai macam rasa takut lain yang selalu menyelimuti hati manusia. Rasa takut yang selalu menghantui manusia akan menyebabkan kerisauan dalam hati jika tidak disikapi dengan benar. Maka tidak mengherankan jika banyak manusia yang berbondong-bondong ke bisokop, bar, tempat rekreasi, dan tempat-tempat hiburan lain untuk sejenak menghilangkan kerisauan tersebut.

Islam sebagai sebagai rahmatan lil 'alamin mengajarkan jalan yang indah untuk mengatasi setiap rasa takut dan risau yang menghinggapi manusia. Obat terbaik untuk mengatasi rasa takut tersebut adalah menggantungkan segala harapan hidup (Raja') dan rasa takut kepada Allah Jalla wa 'Azza. Rasa takut dan harap ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, sisi yang pertama tidak akan ada artiinya tanpa ada sisi yang ke dua. Kesalahan menempatkan harapan akan menyebabkan rasa takut semakin besar, karena pada dasarnya rasa takut itu tidak memiliki eksistensi sama sekali hingga kita memberikan arti kepadanya.

Rasa takut yang melanda diri seseorang seringkali menjauhkan seseorang dari apa yang ditakutinya, namun hal ini sangat berbeda bagi seorang muslim yang takut kepada Allah. Rasa takut kepada Allah akan menghantarkan seseorang pada upaya mendekati Allah dengan kedekatan yang sedekat-dekatnya. Karena bagi seorang muslim, takut kepada Allah berarti takut apabila segala tingkah lakunya tidak disukai Allah, sehingga ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencari cinta dan keridhaan Allah. Rasa takut kepada Allah yang diiringi dengan sebuah harap kepada-Nya akan menjadikan hidup seorang muslim penuh dengan rasa optimisme. Bagaimana ia akan merasa takut tidak mendapat rizki sedang ia memiliki Allah yang Maha Kaya, bagaimana ia akan takut kehilangan kesempatan, harta, kekasih atau jabatan sedang semua adalah milik Allah, bagaimana ia akan takut mati sedang dengan mati itu adalah pintu bertemunya ia dengan Allah, bagaimana ia akan merasa takut masa depan sedang segala sesuatunya telah ditetapkan oleh Allah. Dengan rasa takut kepada Allah, maka ia akan mampu menahan organ tubuhnya dari segala kemaksiatan dan kesia-siaan. Kemudian di saat yang sama ia senantiasa berharap atas ampunan dan ridha-Nya, maka dengan hal tersebut akan menjadikannya sebagai hamba yang akan selalu menggantungkan dan menyerahkan dirinya kepada Allah.

"Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan"
[TQS. An-Nur:52]

Saudaraku janganlah kita takut dan merisaukan masa depan yang belum tentu kita jumpai, namun risaukanlah tiap detik dari waktu kita yang telah berlalu tanpa kemanfaatan. Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu memperbaiki diri dan lingkungan kita setiap waktu. Dan semoga kita tetap bisa selalu saling mengingatkan dan mendoakan dalam kebaikan. Barakallahufikum..

Madiun, 13 Januari 2012 pukul 19.36 WIB 

Muhammad Syamsul Arifin
Ketua Kaderisasi ROHIS SMA 1 Natar 2006/2007
 

Planet Baru Kembaran Bumi


Astronom mendeteksi adanya planet bebatuan yang orbitnya berdekatan dengan bintang. Kemungkinan besar kehidupan ditemukan di tempat itu.

Penemuan yang dipimpin oleh tim UC Santa Cruz ini memprediksi adanya kemungkinan planet serupa di Galaksi Bima Sakti. Walaupun dianggap menyerupai bumi, planet ini ukurannya 4,5 kali lebih besar sehingga disebut ''Super-earth''.

Berjarak 22 tahun cahaya dari bumi, waktu orbitnya adalah 28 hari dan terletak pada zona yang dianggap tepat untuk dihuni mahluk hidup. Suhu di sekitarnya tak terlalu dingin atau panas, juga terdapat pasokan air. Astronom menjulukinya sebagai ''Zona Goldilock''.

Planet yang baru ditemukan ini dikategorikan sebagai planet tiga bintang, termasuk dua bintang yang mengorbit satu sama lain. Salah satunya memiliki permukaan seperti Jupiter yang kaya akan gas dan satu planet lain, orbitnya berkeliling selama 75 hari.

Anggota senior tim UC Santa Cruz, Steven Vogt mengatakan kemungkinan masih banyaknya planet lain. “Penemuan planet ini adalah penanda akan adanya banyak penemuan planet baru,” katanya.

Vogt kini sedang mengerjakan proyek pengerjaan teleskop baru bernama ''Automated Planet Finder''. Alat ini mampu mendeteksi teleskop secara otomatis di Observatorium Mount Hamilton di dekat San Jose.

Penemuan ini dipimpin oleh Paul Butler dan Guillem Anglada-Escude dari The Carnegie Institution for Science di Washington DC dan para anggotanya terdiri dari astronom asal Jerman, Inggris, Australia dan Chili.

Mengenai penemuannya, Anglada-Escude menyatakan bahwa planet itu memiliki pasokan air yang sangat baik. “Planet ini aalah kandidat planet terbaik dengan jumlah air yang mencukupi,” katanya.

Temuan tim tersebut akan dipublikasikan di Astrophysical Journal, sebuah jurnal khusus berisi temuan ''exoplanet''. Menurut Extrasolar Planet Encyclopaedia, keberadaan exoplanet telah terdeketeksi sejak 1995 dan jumlahnya mencapai 755 planet.

SAN FRANSISCO CHRONICLE | SATWIKA MOVEMENTI

Sumber : http://www.tempo.co

 

KAU INI BAGAIMANA ATAU AKU HARUS BAGAIMANA


…………………..KAU INI BAGAIMANA ATAU AKU HARUS BAGAIMANA………………….


Kau ini bagaimana?

Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya

Kau suruh aku berfikir, aku berfikir kau tuduh aku kafir

Aku harus bagaimana?

Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai

Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam kau waspadai

Kau ini bagaimana?

Kau suruh aku memegang prinsip, Aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku

Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin plan

Aku harus bagaimana?

Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku

Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana?

Kau suruh aku Taqwa, Khotbah keagamaanmu membuat aku sakit jiwa

Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

Aku harus bagaimana?

Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya

Aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain

Kau ini bagaimana?

Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat

Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana?

Kau suruh aku membangun, aku membangun kau merusakkannya

Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskanya

Kau ini bagaimana?

Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah

Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakanya dengan tanah

Aku harus bagaimana?

Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi

Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap wallahu ‘alam bissawab

Kau ini bagaimana?

Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku

Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

Aku harus bagaimana?

Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu

Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana?

Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis

Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

Aku harus bagaimana?

Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah

Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternanif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana?

Aku bilang terserah kau, kau tidak mau

Aku bilang terserah kita, kau tak suka

Aku bilang terserah aku, kau memakiku

Kau ini bagaimana?

Atau aku harus bagaimana?

1987

KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus)
 

Dari Sekbid Dakwah dan Minat Bakat

.::Kholilah Dzati Izzah

Assalamualaikum,
Tulisan ini saya dedikasikan untuk seluruh anggota Rosstar, khususnya teman-teman sesama pimpinan dan para kakak/mbak TKS.

Alhamdulillah, Allah ternyata masih sayang terhadap hambaNya yang banyak salah ini, sampe-sampe masih diberi kekuatan untuk menulis di blog ini, menulis apa yang ada di pikiran saya malam ini. Malam ini, malam dimana terakhir kali saya bisa disebut sebagai pimpinan Rosstar. Bukan masalah lengsernya “jabatan” saya dari kepengurusan rohis, tapi yang sangat-sangat membuat saya galau adalah karena pertanggungjawaban yang seperti apa yang bisa saya tunjukkan ketika saya dilengserkan.

Yang pertama kali ingin saya tulis adalah sebuah permohonan maaf yang sangat besar kepada teman-teman pimpinan, anggota rohis, dan...kakak-kakak, mbak-mbak TKS. Tidak perlu saya sebutkan berapa progja saya yang tidak berhasil saya laksanakan, saya yakin semua sudah bisa melihat sendiri bagaimana kurang baiknya kinerja saya sebagai sekretaris bidang DAMBA. Dimulai dari hal sederhana tapi rumit: akhlaq.

Maaf untuk kakak dan mbak TKS yang sudah berusaha membina saya sekuat tenaga untuk menjadi seorang akhwat yang lebih baik, tapi nyatanya saya masih saja bandel. Kurang tertib muttaba’ah, sering lupa menjaga sikap dan perkataan, ah, banyak lainnya. Maaf karena saya tidak bisa berkoordinasi secara baik dengan anggota DAMBA lainnya, sehingga mbak dan kakak harus menentukan pilihan sulit dari segelintir orang-orang yang tersisa di rohis ini untuk menjadi penerus saya. Sebenarnya pun, tidak layak bagi saya, menyebut adek-adek kelas itu sebagai penerus saya. Karena saya tidak ingin mereka seperti saya. Saya ingin mereka berbeda dari saya, menjadi lebih baik dan menjadikan yang kurang baik menjadi baik. Karena itu, mereka lebih berhak disebut sebagai pengganti saya, bukan penerus saya.

Saya pernah mendengar perkataan seorang kakak TKS yang mengatakan bahwa kepengurusan rohis tahun ini dimasuki orang-orang baru yang tidak tahu menahu tentang rohis, sehingga TKS lah yang lebih banyak bekerja ketimbang rohisnya. Jujur ketika itu saya merasa sakit hati, karena saya adalah salah satu orang baru dalam organisasi ini. Saya tidak pernah terlibat dalam semua kegiatan rohis, bahkan menjadi anggota rohis pun baru kelas XI itu. Tiba-tiba saya disuguhi amanah menjadi seorang sekbid, dan semua orang mencoba mendukung saya. Saya marah dengan perkataan kakak TKS itu, karena dari awal saya sudah bilang bahwa saya tidak pantas menjadi bagian dari pimpinan rohis, saya yang tidak tahu apa-apa ini pasti hanya akan merepotkan. Tapi akhirnya saya sadar, apa salahnya orang baru menempati jabatan? Yang salah adalah betapa lambannya saya mengadaptasikan diri saya dalam barisan kepemimpinan rohis. Saya sadar, kesalahan ada pada diri saya. Bahwa berlarut-larut dalam memaklumi diri sendiri sebagai orang yang tidak tahu apa-apa adalah sebuah hal yang hanya membuang waktu dan pekerjaan sia-sia.

Tapi di sisi lain, saya sangat bersyukur diberi kesempatan mencicipi manisnya pangkat, pahitnya cemoohan, kerasnya tanggungjawab, lembutnya persaudaraan. Rohis adalah organisasi pertama bagi saya. Meskipun di kelas X saya sudah menjadi anggota OSIS, tapi baru di rohis lah saya merasakan dunia organisasi yang hiruk pikuk dengan masalah, tantangan, sensasi, usaha.. dan banyak hal menarik lainnya.

Terimakasih banyak atas dukungan teman-teman sesama pimpinan, anggota rohis, dan kakak serta mbak TKS. Ketua umum yang sabar dan tidak lelah mengingatkan saya untuk segera melaksanakan progja. Wakil ketua yang selalu mendukung langkah yang baik bagi bidang DAMBA, Sekretaris yang bagaikan malaikat tanpa sayap *ehm!, dengan ikhlas dan relanya membantu saya khususnya dalam hal penerbitan ARMY dan urusan cetak mencetak, dan bendahara sebagai sosok kuat yang membantu bidang ini dalam urusan finansial.

Untuk kabid DAMBA sebagai teman pendamping, terimakasih atas kesabarannya mengiringi dan membimbing saya untuk bersama-sama membangun bidang ini. Terimakasih telah bersabar menghadapi sikap saya yang sering berubah-ubah. Walaupun dalam banyak hal kita gagal, tapi ada juga yang bisa kita jadikan kenang-kenangan dari organisasi ini, Ren! :)
Untuk teman-teman sekbid lain, Aci, Ita, Evita, terimakasih atas dukungan dan kehangatan yang kalian berikan #ayo kita janjian warna baju! :D
Dan untuk sahabat-sahabat ARMY, sahabat-sahabat rohis, terimakasih banyak atas partisipasinya dalam banyak kegiatan rohis. Terimakasih karena telah membaca ARMY, menimpannya dan tidak membuangnya.

O iya, hal paling berkesan selama melaksanakan progja bidang ini adalah ketika saya mengerjakan buletin ARMY. Sebuah kesenangan tersendiri untuk bisa menulis, tentu saja dibantu oleh banyak sekali pihak. Terimakasih! Agak berat untuk melepaskan sebutan ARMY Crew , tapi –lagi lagi- saya berharap Crew selanjutnya adalah orang-orang pilihan yang menjadikan bidang DAMBA ini jauh lebih baik.

Perjuangan saya berlum berakhir, perjuangan saya untuk lepas dari rasa dihantui sebagai orang baru di rohis. Meski saya tidak lagi menjadi bagian dari kepemimpinan rohis ini, saya tahu masih banyak tugas saya sebagai anggota rohis. Masih banyak hutang kontribusi terhadap rohis ini yang harus saya cicil sedikit demi sedikit.

Terimakasih dan maaf, dua kata yang sangat berarti bagi hidup saya itu saat ini saya dedikasikan kepada semua yang membaca, semua yang mendengar, dan semua yang melihat saya sebagai orang yang penuh alfa di rohis ini.
Keep spirit of rohis ^^

-HL-
 

Dari Sekbid Musola-Perpus

.::Evita Sari

assalamualaikum..
dari sekbid 'abal-abal' mushola perpus, Evita.

“Tak menjalankan amanah dan mengecewakan banyak orang” mungkin itu yang sudah ana lakukan selama beberapa bulan ini. Penyesalan tak dapat memperbaiki semuanya. Permintaan maaf memang seharusnya terucap,bahkan mungkin harus ratusan kali. Permohonan ampun pada ALLAH SWT. Harus beribu-ribu kali.
Ana hanyanyah makhluk ALLAH yang penuh kekhilafan, mengintrospeksi serta memperbaiki diri mungkin menjadi sedikit penawar rasa penyesalan.
-MAAF-
 

Dari Sekbid Kaderisasi

.:: Asri Hajar Dewanti

Pertama, Aci mau berterimakasih atas segala bantuan dan dukungan teman--teman seperjuangan dan kakak-kakak TKS hingga program-program kader bisa terlaksana. Kedua, Aci mau minta maaf buat semua pihak, terkhusus buat kabid kader, terus buat para pemimpin, buat presidium, dan buat kakak-kakak TKS Aci minta maaf banget, soalnya.. nggak bisa dipungkiri, bahwa selama setahun ke belakang, Aci nggak bener-bener memberikan kontribusi buat rohis. Maaf juga karena Aci sempet nggak mentingin rohis.

Tapi walaupun begitu, Aci selalu berusaha buat terus aktif di rohis sampai kapanpun. Maaf juga atas sikap Aci yang petakilan, nggak bisa diem, ceplas ceplos, moody, dan suka bercanda kalau lagi rapat. Inilah Aci dengan segala kekurangannya...
 

Dari Bendahara Umum

.::Dwi Arifah Wahyu Aryani

"Bukannya masa kerjaku gak berasa, tapi kok dirasa-rasain ternyata lumayan cepet juga ya??
#dubraaakk
terimakasih buat yang sudah memberikan kepercayaan ini pada saya, dan sejak saya manginjakkan kaki menjadi anggota rohis, saya sudah merasakan perubahan yang positive.

maaf :

aku minta maaf kalo kerjaanku gak semaksimal yang kalian harapkan, tapi aku sudah bekerja keras di posisiku selama ini, walau terkesan cukup lambat dalam bergerak.
dan aku juga mohon maaf sebesar2nya atas sikapku selama ini yang tidak berkenan di hati kalian.

pesannya semoga makin maju aja, rohisnya semakin asik n keep fighting aja dah!! ^^"
 

Dari Wakil Ketua Umum

.:: Anita Khoiri Rohmah 

Assalamualaikum,
buat seluruh Crew ADS Rosstar dan TKS, Anita minta maaf kalau selama ini belum bisa menjalankan amanah dengan baik. Belum bisa mencntohkan yang baik buat temen-temen semua terutama adik-adik Rosstar. Dan terimakasih buat Crew ADS Rosstar yang sudah membantu dengan tenaga, pikiran, dan materi buat Rosstar. Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah swt. sebagai amalan yang baik. aamiin.

Maaf jik ada beberapa progja yang belum terlaksana, mudah-mudahan generasi berikutnya bisa lebih baik dari kepengurusan kami.
Maaf, hanya itu yang bisa Anita goreskan di blog ini, jazakillah buat semuanya..
 

Dari Ketua Umum

.:: Agus Dwi F

Bissmillah,
"seblumnya saya meminta maaf, kepada semua pihak, jika ada perkataan dan perbuatan dari pribadi ini yang kurang berkenan, saya ucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu dan mau untuk mengembang dan memjukan rohis sman 1 natar,untuk Bapak Suwarlan yg sudah menyediakan fasilitas, Ibu Yunidawati selaku pembina yang sudah membimbing kami dari awal sampai akhir kepengurusan.. juga kakak TKS yang tak hentinya mendukung kami demi kemajuan rohis, Anita selaku wakil yang tak hentinya memberikan semangat,Mandala selaku sekum yang selalu menhibur dan siap dengan tugasnya, bendum yang selalu tetap tabah dan kuat dengan tekanan..
Dan pimpinan .Sudirman, Rendra, Riszki, Sugeng, selaku kabid dan Suhayat, Izzah, Evita, dan Asri selaku sekbid yang sudah bekerja keras dengan ikhlas untuk kemajuan rohis ini,.
Dan semua pihak yang terlibat dalam menumbuh kembangkan untuk kemajuan rohis sman 1 natar..

Syukron..
smile
 

Jurus Sakti Melindungi Diri

Wah, wah.. apa pula ini? Kok ada jurus sakti jurus sakti-an? Syirik tuh!
Weitts... tenang sahabat, jurus sakti yang Crew akan kasih tau di sini beda, lho, sama syirik. Malah kalau sahabat menggunakan jurus sakti ini, insya Allah akan terlindung deh dari bahaya. Jurus sakti ini menggunakan sebuah benda kecil, yaitu...
jreng jreng! Al Matsurat :)

Siapa sih, anak rohis yang gak kenal al matsurat? Haduh, yang nggak kenal sama benda satu ini, nggak gaul deh. Cepet-cepet kenalan aja deh ya.. ^^

Sahabat, al matsurat tuh berisi kumpulan doa-doa yang dibaca Rosulullah setiap pagi dan petang. Doa-doa tsb ada yang diambil dari potongan ayat Al-quran, jadi bisa dipercaya. Wuih, canggih nggak tuh, kalau setiap memulai hari dan menutup hari dipastikan dapat perlindungan Allah? Makanya, setiap tutor BBQ kita pasti menekankan kita untuk baca al matsurat, kan, setiap hari? Ternyata ini dia manfaatnya: 

1.  Setan nggak akan masuk ke rumah
     Diriwayatkan dari Sya’bi dari Ibnu Mas’ud ra, “ siapa yang membaca 10 ayat dari surat al Baqarah di rumah, setan tidak masuk ke rumah tersebut malam itu hingga pagi hari, empat ayat yang pertama, ayat kursi, dan dua ayat setelahnya, dan penutupnya ( tiga ayat terakhir). (HR.Thabrani )

2.  Allah menyempurnakan nimatNya atas yang membaca
    Dari Ibnu Abbas ra. Berkata, Rasulullah saw bersabda, “siapa yang mengucapkan ketika pagi hari, ‘ Allahumma inni asbahtu minka fi ni’matin….’ tiga kali ketika pagi hari dan tiga kali ketika sore, Allah menyempurnakan nikmatnya atasnya.” (HR.Ibnu Saunni)

Dari Abdullah bin Ghannam al-bayadhi, sesungguhnya Rasulullah saw, bersabda,” Siapa yang membaca ketika pagi ‘ Allahumma maa ashbaha bii min ni’matin au bi ahadin min khalkika falakal hamdu walakasyukr’ sungguh telah menunaikan syukur hari itu, dan siapa yang membaca pada sore hari, sungguh telah menunaikan syukur malamnya.” ( HR.Abu Dawud)

Dari tsauban ra. Berkata rasulullah saw bersabda,” Siapa yang mengucapkan ketika sore hari ‘ radhitu billahi rabba wabil islami diina wabi muhammadin nabiyya…adalah hak atas Allah untuk menjadikan dia ridha.” ( HR.Turmudzi)

3.  Terlindung dari segala bahaya
     Dari Utsman bin Affan ra. Berkata, Rasulullah bersabda,”Tidak ada seorang hamba membaca pada pagi hari setiap hari dan pada sore hari setiap malam, “ Bismillaahi lladzi laa yadzurru m’asmihi syai’un……’ tiga kali maka tidak ada satupun yang membahayakannya.”(HR.Abu dawud dan Turmudzi).

4.  Menghilangkan kesusahan
     nah, ini nih, untuk yang sering banget merasa GALAU.. hehe.
     Dari Abi Sa’id al-Khudri berkata, beliau bersabda,”Katakanlah jika engkau masuk pagi dan di sore hari “ Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal hazani, wa a’udzubika minal ‘ajzi wal kasali…..’ Ia berkata,” maka aku lakukan hal itu lantas Allah menghilangkan kesusahanku dan menunaikan utangnya.”(HR.Abu Dawud).

5.  Berpotensi menjadikan kita ahli surga #saatnya bilang wooow! :D
     Dari Nabi saw, “ penghulu istighfar adalah Allahumma anta rabbi…’barangsiapa membacanya di siang hari yakin dengannya, kemudian mati hari itu sebelum sore hari maka dia termasuk ahli surga, dan siapa yang membaca pada malam hari yakin dengannya lalu ia mati sebelum pagi hari, maka dia termasuk ahli surga,”(HR.Bukhari)

6.  Banyak bonus, lho! 
     Dari Abu Ayyasy, sesungguhnya Rasulullah saw, bersabda, ‘siapa yang mengucapkan ketika pagi hari ‘ laa ilaaha illallah….adalah baginya sebanding memerdekakan budak dari putra Isma’il, ditulis untuknya sepuluh kebaikan, dihapus sepuluh kesalahan, diangkat sepuluh derajat, dan dia dalam penjagaan dari setan hingga sore, dan jika ia baca ketika masuk sore maka baginya seperti itu pula.’(HR.Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Hibban). 

Nah, itulah beberapa manfaat kalau kita membaca al matsurat, Sahabat. Jadi, kalau mau melindungi diri jangan pake benda yang aneh-aneh, ya! Cukup baca al matsurat, insya Allah manjur deh, perlindungannya! :)

-Crew-

 

Pemuda Islam: jangan sampai ngasal!

Kalau kita berbicara mengenai karakter pemuda Islam saat ini, kita harus melihat dari berbagai sudut pandang. Nggak ketinggalan, yang akan kita bicarakan tuh pemuda Islam di Indonesia, Malaysia, Negara-negara Barat, ataukah Timur Tengah. Tapi baiklah, ayo kita lihat karakter pemuda Islam di negeri kita sendiri, Indonesia.

Indonesia, negara nasionalis yang disebut-sebut memiliki jumlah penganut agama Islam yang besar, nyatanya masih saja kita temui fenomena-fenomena ‘ganjil’ yang dilakukan oleh orang-orang yang terdaftar di KTP beragama Islam. Yang nggak kalah jadi sorotan adalah perilaku para pemudanya. Kalau kita melihat dari sudut pandang kemajuan teknologinya nih, weits..nggak boleh diremehin lagi tuh. Siapa sih yang nggak kenal dengan istilah Internet dan segala produknya? Mulai dari si mesin pencari pintar bernama google, jejaring sosial yang menawarkan banyak kenikmatan untuk berhubungan dengan orang-orang dari berbagai negara, dan game online. Kalau yang berbau reliji juga banyak sekali yang kita lihat, bahkan ada dari kita yang memanfaatkannya. Misalnya, Al-Qur’an digital, berbagai widget islami untuk komputer maupun situs kita, dll.

Tapi dari sudut pandang akidah nih, yang seperti dikatakan di atas, banyak “fenomena ganjil” terjadi pada para pemuda Islam di Indonesia. Memang tidak semua pemuda islam seperti itu. Insya Allah masih banyak pemuda Islam yang menjalankan Islam sesuai syariat. Tapi tidak sedikit juga yang Islamnya ngasal. Na’udzubillah... apa saja sih, fenomena ngasal yang terjadi pada pemuda Islam Indonesia saat ini?

•    Salah Kaprah Tentang Teknologi
Masyarakat Indonesia yang pernah menjadi jajahan Belanda selama berabad-abad lamanya ini, bisa dibilang “masih rawan”. Rawan dalam melihat “barang-barang” baru, rawan dalam berjalan di tengah arus modernisasi dan globalisasi, dan rawan dalam hal-hal lainnya. Bahkan banyak yang tidak tahu harus bagaimana menyikapi perubahan cepat yang terjadi, baik dari dalam maupun luar negeri. Seperti yang menjadi tradisi pemuda Indonesia, yang latah akan kemajuan teknologi. Lho, kok bisa? Iya, lihat saja banyaknya pengguna jejaring sosial di Indonesia. Tak terkecuali pengguna yang beragama Islam dan masih remaja. Jejaring sosial yang seharusnya bisa kita manfaatkan untuk berbagai hal-hal yang mencerdaskan, tapi banyak yang mengesampingkan. Jejaring sosial menjadi ajang untuk mencari pacar sekaligus berpacaran. Yup! Sebuah tindakan dengan level mendekati zina. Nah lo! Allah swt berfirman,

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q. S. Al Isra' : 32)

Yang lebih parah, jejaring sosial juga nggak luput digunakan sebagai ajang untuk ghibah, menggunjing, saling caci, mengeluh, marah-marah tidak jelas, dan perbuatan-perbuatan jauh dari kebaikan lainnya. Ngakunya Islam, kok masih tidak punya rasa malu untuk berbuat demikian? Ingat, kan, jejaring sosial itu diakses secara internasional. Bayangkan gimana jadinya kalau ada orang asing yang bukan beragama Islam melihat status-status tidak sopan kita? Bisa makin memperparah anggapan mereka tentang kejelekan Islam, kan?
Salah kaprahnya ada pada persepsi yang banyak diyakini oleh para remaja. Banyak pemuda Islam yang tidak mau ikut-ikutan gaya, bahkan ada yang tidak mempunyai akun jejaring sosial, dibilang gaptek. Ya, gagap teknologi. Begitu mudahnya budaya memvonis orang dilakukan di negeri ini. padahal kalau komputer atau gadget nge-hang sedikit, sudah kewalahan, pontang panting nyari bantuan. Itukah yang disebut remaja update teknologi? Apakah hanya orang-orang yang bisa bermain-main dalam jejaring sosial? Jawaban ada pada diri kita sendiri.

•    Salah kaprah dalam trend berbusana
Nah, kalau salah kaprah dalam kasus ini kebanyakan dialami oleh remaja muslimah. Demi keyakinan untuk terlihat lebih modis dan modern, banyak remaja muslimah jadi ikut-ikutan trend berbusana yang lagi naik daun saat ini. bahkan banyak buku-buku fashion diterbitkan dengan mengusung tema islami. Tapi, yang harus dikritisi adalah, tidak semua yang nge-trend dan modern itu syar’i dan benar untuk kita, kan? Contohnya, beberapa bulan lalu, kerudung model Paris sempat laris manis di pasaran. Pembelinya dari remaja sampai dewasa. Banyak remaja muslimah memakainya juga sewaktu sekolah. Tapi mirisnya, jilbab paris berbahan tipis dan ransparan itu tidak dilapis dengan kerudung lain pemakaiannya. Akbiatnya, sia-sia saja upaya menutup aurat. Sampai saat ini pun jilbab paris masih banyak digunakan, tapi lebih di modifikasi. Rambut yang seharusnya tidak kita tampakkan, malah sengaja diikat tinggi agar membentuk kerudung. Padahal, Allah swt berfirman,

“...perempuan-perempuan yang berpakaian tap telanjang, serong dan menyeerongkan, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak bisa masuk surga dan merasakan baunya..” (Hr. Ahmad dan Muslim)

•    Salah kaprah tentang berbagai paham yang berkembang
Salah satu paham yang paling polpuler di kalangan pemuda Islam adalah “paham Islam garis keras”. Paham garis keras yang biasanya disebut masyarakat sebagai akarnya terorisme, memang tidak bisa mentolerir perbedaan keyakinan maupun pemikiran. Memang tujuannya adalah mendakwahkan islam di muka bumi ini sekaligus berjihad, tapi apakah bisa kita mengorbakan nama Islam sebagai agama kekerasan, yang tidak bisa hidup aman berdampingan dengan warga lainnya yang non-Islam? Karena kita diciptakan disertai tugas untuk menjaga 2 hubungan, yaoitu hablumminallah (hubungan dengan Allah) dan hablumminannas (hubungan dengan manusia). Jadi selama non muslim tsb tidak memerangi kita, maka kita dilarang untuk memerangi mereka. Ayat Al-Quran tentang toleransi beragama pun sudah sering kita dengar, dalam surat Al-Kafirun ayat 6,

“Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku” (Qs. Al-kafirun:6)

Terlepas dari kesalahkaprahan pemuda Islam di atas, kita harus bersyukur karena saat ini banyak pula pemuda Islam lebih peduli pada agama ini. Buktinya, organisasi Rohis makin banyak peminatnya, forum-forum pemuda muslim pun makin digemari, dan banyak pemuda Islam mengukir prestasi yang mengharumkan nama Indonesia pada kompetisi akademik maupun non-akademik. Yang paling penting adalah refleksi pada diri sendiri, mencoba membangun karakter pemuda Islam yang akhirnya bisa patut diacungi jempol dalam karya-karyanya. Selamat membangun karakter! :)
 

Banyak Tertawa, Banyak Siksaan?

Sahabat, salah satu hal yang bisa membuat kita sehat adalah tertawa. Hal kecil tapi berarti #ciee. Manfaat tertawa antara lain, membuat kita lebih rileks, awet muda, dan berperan dalam perkembangan kognitif, kepribadian, dan emosi. 
Tapi, Islam mengajarkan umatnya untuk tidak terlalu banyak tertawa, lho! Ada apa sih dengan banak tertawa? Capcuss di simak, yak... :)

Diambil dari kitab Nasha-ihul 'ibad, ada 10 siksaan bagi orang yang banyak tertawa. 
Rosulullah saw bersabda, "Barangsiapa banyak tertawa, maka dia akan disiksa dengan 10 macam siksaan, yaitu:
1.  Hatinya mati
2.  Kehilangan wibawa
3.  Disenangi stan
4.  Tidak disukai Allah
5.  Akan menemui hisab yang berat (sulit) pada hari kiamat
6.  Nabi saw akan berpaling darinya pada hari kiamat
7.  Para malaikat mengutuknya
8.  Penghuni langit dan bumi membenci dirinya
9.  Dia akan lupa segalanya
10.Segala aibnya akan dibeberkan pada hari kiamat

Abu Idris Al-Khaulani meriwayatkan dar Abu Dzar Al-Ghifari, ia berkata bahwa Rosulullah saw bersabda, "Jauhilah olehmu banyak tertawa, sebab banyak tertawa itu dapat mematika hati dan menghilangkan wibawa."

Jadi ingat ya Sahabat, becanda itu boleh, tapi Islam megatur batasannya. Key... :)

-Crew-
 

BAKAT: saat layaknya mencari soulmate yang terlelap

Sering kita langsung menolak kesempatan ketika misalnya ditawari untuk mengikuti sebuah kompetisi atau perlombaan. Alasannya simpel saja, “aku nggak puya bakat,”. Istilah tidak punya bakat saat ini makin populer saja terdengar dikalangan pemuda, tak terkecuali pemuda Islam. Memang tidak setiap orang mempunyai bakat yang sama, tapi tidak ada istilah untuk tidak punya bakat.

Pada dasarnya, manusia diciptakan dengan berbagai potensi diri melekat padanya. Ada yang berpotensi menjadi desainer, progammer, ada juga yang berbakat jadi seorang bisnisman. Tapi belum sempat potensi itu dimanfaatkan, kebanyakan pemuda sudah menguburnya dengan berbagai vonis dari diri sendiri. Vonis tidak punya bakat! Padahal, anggapan diri sendiri itu adalah faktor utama terhambatnya kreativitas. Inilah yang dinamakan sugesti. Sudah nggak asing lagi kan, dengan istilah sugesti? Dan lihatlah, bagaimana sugesti begitu hebatnya bisa mempengaruhi kita. Seperti sering lihat pada acara-acara reality show di TV. Misalnya, ada orang yang terang-terangan mengatakan aibnya sendiri, mau melakukan ini-itu, tentu, setelah ia mendapatkan sebuah sugesti (hipnotis) terlebih dahulu.

Begitu juga proses pen’sugestian’ terjadi pada diri kita. Walau tidak kasat mata dan jelas-jelas tidak ada wujud pastinya, tapi otak bawah sadar kitalah yang bekerja. Mencerna apa makna dari yang kita pikirkan. Sekali kita mengatakan tidak bisa, maka selamanya otak kita akan menyimpan informasi bahwa kita tidak bisa. Sedikit banyak, itu akan berpengaruh pada kinerja kita, kan?
Sebenarnya, apa sih yang menghambat kita untuk terus memendam potensi dan bakat kita? Ada beberapa sebab mengapa kita terkesan “tidak punya bakat”, diantaranya:

1.    Malas
Ini nih yang sering jadi dedengkot atas menurunnya daya dan semangat produktivitas kita. Orang yang paling pintar sekalipun bisa menjadi gagal kalau ia memelihara sifat malas. Malas disini bisa bercabang menjadi berbagai bentuk kemalasan. Tapi yang paling bebahaya adalah malas untuk menemukan dan mengembangkan bakat itu sendiri. Bagaimana kita mau dibilang berbakat, kalau kita sendiri saja tidak mau mencari tahu apa bakat kita. Bahkan jika mungkin sudah mengetahui apa bakatnya, seringkali rasa malaslah yang membuat bakat kita tidak berkembang.
Seringkali kita bergumam, jika melihat pemuda Indonesia bisa mengalahkan pemuda-pemuda dari manca negara dalam olimpiade internasional. Hal yang digumamkan tentu saja, “sebenarnya orang Indonesia ini pintar-pintar, ya!”. cukup puaskah kita dengan sebuah kata ‘sebenarnya’? tapi memang begitulah yang terjadi di negara kita ini. para pemudanya sebenarnya punya bekal untuk menjadi yang sukses. Punya bakat untuk ‘menghidupkan’ Indonesia di kancah internasional. Tapi, malas banyak yang dijadikan tindakan kesayangan. Yang paling mencolok adalah penyakit ‘malas membaca’ oleh sebagian besar orang Indonesia. Pemberantasan buta huruf yang dilakukan pemerintah beberapa tahun lalu memang berhasil, tapi sepertinya penumbuhan semangat membacanya yang belum kelihatan. Lho, apa hubungannya dengan bakat? Jelas, misalkan sebenarnya kita punya bakat dalam merakit robot, tapi apa bisa bakat itu kita kembangkan tanpa satu pun buku referensi yang kita baca? Bisa sih, bisa, tapi pasti hasilnya lebih maksimal dengan kita membaca.

2.    Lamban
Orang yang lamban memang tetap punya suatu bakat. Tapi kebanyakan orang pasti beranggapan, “mana mungkin orang seperti itu punya bakat?”. Wah, sakit banget nggak tuh dibilang sperti itu? Menjadi seorang muslim berarti juga dituntut menjadi seorang yang cepat. Bukankah Allah swt berfirman,
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (QS Alam Nasyroh: 7)

3.    Tidak mempercayakan sepenuhnya urusan pada Allah
Yup! Orang yang “terkesan nggak berbakat”, pasti seperti disebutkan di atas, karena dirinya sendiri pun tidak punya keyakinan bahwa dia bisa. Dan itu tuh nggak jauh dari perasaan tidak mempercayakan sepenuhnya segala urusan pada Allah. Bukankah kalau kita lebih sabar untuk terus berusaha mengasah bakat kita, pasti Allah membantu kita, kan? Ada istilahnya, ‘meminta surga saja bisa, apalagi hanya minta yang begituan,’. Kunci dari semuanya hanyalah bertawakkal. “Faidza Azzamta, fatawakkal alallah”.

Itu hanya sebagian kecil saja dari faktor penghambat kita menjadi orang yang berbakat. Lha, kalau sudah terlanjur begitu, gimana?
1.    Pergunakan setiap kesempatan yang kiranya bisa membantu mengembangkan bakat kita. Jangan pernah tunda-tunda kesempatan itu. Sering, kan, dengar kalimat, “kesempatan itu hanya datang sekali”?

2.    Jangan menyerah. Mungkin kalimat tsb pasaran banget, ya? tapi ada masanya juga kita harus renungkan kata-kata itu.

3.    Serahkan segala urusan pada Allah. Bagaimanapun kita berusaha mengembangkan bakat kita, kalau tidak diimbangi dengan tawakkal, apa gunanya?

Kalau sampai saat ini kita masih saja merasa nggak punya bakat, satu-satunya cara adalah terus mencari. Mencari potensi apa yang kira-kira sedang tertidur pulas dalam diri kita. Jadikan langkah mencari potensi itu layaknya kita sedang mencari belahan jiwa sendiri. Kan lagi ngetrend tuh, di kalangan pemuda, “sedang mencari soulmate sejati”? Kalau sensasinya sudah seperti itu, apa sih tidak enaknya lagi? Seorang pemuda, yang darinyalah lahir berbagai ide, perlu pupuk yang bisa terus menyokong perkembangan bakatnya. Pupuk itu adalah niat dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungannya. Mulai detik ini, ayo cari dan genggam bakat kita, layaknya sepasang soulmate yang bahagia.:)
 

Remaja Islam: Bukan Yang "Pintar"

sumber gambar: rokhim.net
Modernisasi makin merajai banyak aspek. Aspek ekonomi, sosial, politik, sampai agama tak luput dari kesan modernisasi. Tak perlu dijelaskan pengertiannya, kita sudah paham betul kok, apa efek dari pemodernan di tengah kita.


sumber gambar: asaarham.blogspot.com



Hidup ditengah dunia yang serba modern sebagai seorang muslim tentu perlu perjuangan tersendiri. Perjuangan melawan ghozwul fikri. Yup! Perang pemikiran memang jadi isu terpopuler di kalangan pemuda Islam saat ini. Meski banyak dari kita yang sudah tahu atau bahkan merasakan dampaknya, tapi tetap saja tidak semua yang tahu, mau mengaku. Mengakui bahwa kita tidak benar-benar merasa keberatan dengan perang seperti itu. Alasannya sederhana, karena tidak ada korban jiwa nampak. Kalau bisa diibaratkan, ghozwul fikri itu seperti aksi pencurian besi-besi penyangga jembatan layang. Tidak pernah ketahuan kapan dilakukannya dan apa dampaknya. Tahu-tahu sudah ambruk jembatannya.


Lagi-lagi, sasaran utama ghozwul fikri adalah kalangan yang paling rawan. Remaja. Dan lagi-lagi, media yang paling berpengaruh dalam aksi ini adalah media yang populer. Ya, teknologi. Internet dan kawan-kawan menjadi malaikat sekaligus momok bagi pemakainya, terutama kalangan muda Islam. Internet layaknya malaikat penolong yang bisa membantu kita menemukan apapun yang kita butuhkan. Tapi momok menakutkan karena bersamaan dengan kemudahannya, tujuan tersembunyi selalu mengiringi. Apalagi kalau tujuannya bukan mengacaukan pemikiran pemuda Islam. Penyedia jasa gratis seperti Yahoo beserta produk-produk unggulannya seringkali menjadi sarana tepat dalam misi ghozwul fikri. Bukan rahasia lagi kalau sebagian bahkan hampir seluruh merek-merek  produk yang berhubungan dengan internet dimotori oleh Yahudi.
Tapi tidak selamanya kita harus menjadi pemuda fanatisme. Menjadi seorang yang anti dengan segala yang berbau Yahudi. Tidak mau menggunakan Hp, laptop, komputer, dan internet. Lucu sekali jadinya kalau pemuda Islam, yang di Al-qurannya merupakan sumber ilmu pengetahuan modern, malah tidak tahu menahu tentang teknologi. Mati gaya banget! Justru dengan kemudahan yang mereka tawarkan, kita harus menerimanya untuk tujuan besar kita juga.


Pemuda Islam, kalau mau dikatakan update, pasti syartnya harus punya banyak pengetahuan, kan? Namanya saja sudah ‘pemuda Islam’, mau kita buang kemana wajah kita kalau pengetahuan dasar keislaman kita saja sudah buruk rupa. Tapi masalahnya ada pada kurangnya penerapan ilmu Islam. Banyak sekali sekolah-sekolah berdiri di atas konsep Islami. Mulai dari sekolah negeri, pondok tradisional, sampai pondok modern. Tapi apakah dengan memasuki pondok pesantren, akan menjamin kita menjadi orang ‘bekehidupan’ Islam? Sebaliknya, apakah dengan memasuki sekolah negeri, akan menjamin kita lebih ‘canggih’ menerapkan ilmu? Semuanya tergantung pada diri masing-masing.


Kurangnya kesadaran akan makna ilmu Islam telah membuat banyak pemuda sebatas menjadi si pintar. Menjadi si pengoleksi ilmu. Kata pintar, mungkin bagi anak-anak TK atau SD merupakan kata yang bagus. Tapi mari kita renungkan kata itu sekali lagi. Bukankah yang dibutuhkan oleh agama ini adalah sebuah kecerdasan dan bukan kepintaran? Kepintaran manusia bersifat teori, tapi kecerdasanlah yang mampu mengubah segalanya. Banyak pemuda-pemudi berlatarbelakang pendidikan pondok pesantren, hanya pintar membaca kitab kuning, mengatur suara dalam mengaji, tapi tidak cerdas menerapkannya. Contohnya, santriwan banyak merokok, layaknya kegiatan itu adalah sebuah tradisi pondok yang tak perlu dikritisi. Sedangkan santriwatinya masih menggunakan jilbab tipis, bahkan ada yang hanya memakai selendang yang menampakkan auratnya. Tidak jauh beda juga para siswa dari sekolah negeri. Hanya pintar berorasi, menghafalkan berbagai rumus, tapi tidak mampu menata diri sebagai seorang muslim. Tapi perlu ditegaskan, tidak semua pemuda Islam seperti itu. Bahkan jika kita merasa masih hanya menjadi pemuda pintar, tidak ada kata terlambat untuk belajar menjadi cerdas.


Pada akhirnya kembali lagi ke masalah modernisasi di era globalisasi ini. Salah satu cara memaksimalkan pengetahuan Islam kita adalah dengan berbagi. Ya, melalui media yang disediakan oleh oknum-oknum ghozwul fikri, kita malah bisa memanfaatkannya untuk ‘membagikan’ pengetahuan kita. Bukan hanya mendakwahkan Islam, lebih dari itu adalah kita bisa terus mencari, menambah wawasan kita seputar Islam melalui internet. Tidak ada salahnya kita terus berguru walau bukan pada seorang yang terdaftar sebagai guru. Karena pada dasarnya, setiap orang adalah guru yang bisa mengajarkan kita akan suatu hal. Dan karena berguru untuk menambah wawasan Islam merupakan modal utama berjalan di tengah arus globalisasi dan ghozwul fikri. 

-Crew-
 

SAATNYA MENJADI PEMIMPIN DIRI

Ibn umar r.a berkata : saya telah mendengar rasulullah saw bersabda : setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya... (Hr. Bukhori dan Muslim)
Hadits di atas memang cukup populer dan banyak menjadi rujukan pemuda Islam dalam menanamkan jiwa kepemimpinannya. Tapi banyak juga yang merasa masa bodo dengan anugerah berupa ‘bakat memimpin’ yang Allah titipkan pada setiap diri kita.



Memimpin, tak selamanya diidentikkan dengan memimpin sebuah organisasi. Lihatlah dari yang paling dasar, yaitu memimpin diri. Kecakapan dalam memimpin organisasi pastilah berawal dari kecakapan memimpin diri sendiri. Tinggal kita yang mengoptmalkan dan mengolah lebih lanjut, kemampuan memimipin diri sendiri itu menjadi kemampuan yang bisa memimpin dalam ruang lingkup yang lebih luas. Caranya?

Organisasi adalah sarana paling awal dan sederhana dalam membentuk jiwa kepemimpinan. Karena organisasi selalu menuntut kita untuk selalu berhubungan dengan orang lain. Organisasi juga merupakan wadah tempat kita melihat salah satu hikmah mengapa Allah swt menciptakan berbeda, antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Jika seorang bersifat lemah, maka yang lain harus bisa kuat. Jika seorang bersifat keras, maka yang lain harus bisa lembut. Begitupun seterusnya. Di sinilah peran kepemimpinan kita diuji. Banyak sekali masalah dan tantangan dalam berorganisasi. Mulai dari perbedaan pendapat, perbedaan perilaku, dll. Bagaimana kita layak disebut pemimpin, kalau mengendalikan diri untuk tetap teguh dalam sebuah organisasi saja sulit.

Memang, kadang kita dihadapkan pada suatu masalah yang mengharuskan kita untuk mundur dari sebuah organisasi. Mungkin karena organisasi itu sudah tidak bisa membuat kita lebih baik, atau organisasi itu sudah tidak memberikan makna berarti bagi diri kita. Istilahnya, ya, seakan-akan membuang waktu saja. Kasus seperti ini tidak lagi termasuk gagal dalam kepemimpinan. Justru kepemimpinanlah yang saat ini sedang beraksi. Bagaimana akhirnya kita bisa mengendalikan pikiran dan hati kita. Memilah-milih antara yang harus diprioritaskan atau yang harus disingkirkan. Kalau sekiranya sebuah organisasi tidak lagi memberikan ruang manfaat bagi diri kita, bukankah lebih baik ditinggalkan dan memfokuskan diri bagi organisasi lainnya? Karena setiap yang kita pegang pada akhirnya akan dimintai pertanggungjawabannya jua.

Dari sini kita mulai bisa melihat, bahwa yang terpenting dalam membangun jiwa kepemimpinan adalah tanggung jawab. Setiap orang, sebagai pemimpin mempunya banyak tanggung jawab besar.
“...Seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban  perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggungan jawab) darihal hal yang dipimpinnya”. (Hr. Bukhori dan Muslim)
Toh, kalaupun kita tidak sempat berkecimplung dalam organisasi, kita masih saja mempunya tanggung jawab dalam memimpin. Contohnya memimpin keluarga suatu saat nanti.

Kepemimpinan: Potensi dan Usaha

Tidak ada paksaan dalam bagaimana kita membentuk diri kita. Bahkan tidak ada paksaan dalam memilih agama. Ingat, kan, surat Al-kafirun ayat 6,
“Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku”
Yang ada adalah, kita diberi kesempatan untuk menilai mana yang baik dan buruk, dan memilih yang benar. Begitu juga dengan potensi. Antara yang terus memendamnya, atau menggali dan mengembangkannya. Jiwa kepemimpinan sesungguhnya telah berakar pada diri kita, bahkan jauh sebelum kita mengenal sebuah kata “pemimpin”. Lihat saja anak kecil yang bermain. Jarang ada yang mau menjadi pembantu. Semua ingin jadi majikan. Contoh lain, ketika dua orang anak kecil diberi sebuah kue. Masing-masing anak pasti ingin menjadi yang memotong kue itu. Dua contoh ini sudah cukup memberi kita bukti, bahwa setiap dari kita punya potensi memimpin.

Lalu, bagaimana cara meningkatkannya? Sebelum jauh berpikir, lebih baik kita benahi dulu semangat kepemimpinan dalam diri kita. Semangat untuk menjadi lebih baik, dan semangat untuk tidak pernah puas. Dengan membuat diri sendiri lebih baik, dengan sendirinya kita akan layak disebut pemimpin. Sementara itu, rasa tidak pernah puas dengan segala hasil karya kita membuat kita terus maju. Yang harus digarisbawahi adalah, tidak puas itu sama sekali berbeda dengan tidak bersyukur.

Islam butuh pemuda dengan semangat memimpin dan rasa tidak puas tinggi. Bagaimana jadinya seandainya pemimpin cepat puas? Agaknya cerita ini hanya akan berakhir seperti berakhirnya kisah perang uhud. Dimana ketika pasukan kafir terlihat kalah sedikit, pasukan pemanah langsung lengah dan mengambil rampasan perang. Seperti itulah orang-orang yang tidak bisa memimpin dirinya sendiri untuk tidak cepat puas dan lebih bersabar. Yang kita tahu adalah, pasukan Islam mengalami kekalahan karena secara tiba-tiba, pasukan kafir menyerang dari belakang.
Pengalaman yang terjadi di zaman Nabi ini telah cukup memberi gambaran kita akan bagaimana kita seharusnya menjadi pemimpin, bukan hanya bagi orang lain, tapi juga bagi diri sendiri. Selamat Memimpin! :)
 

Yahudi Palsukan Sejarah Indonesia

Mungkin anda tidak menyangka kalau sejarah Indonesia ternyata menjadi salah satu korban konspirasi Yahudi ? Tapi inilah kenyataannya, banyak fakta-fakta tentang Indonesia yang mereka (kolonial Belanda/VOC) gelapkan demi misi mereka mengkristenisasikan Indonesia. Tidak hanya lika-liku Islam di Indonesia, tetapi juga biodata tokoh pejuang yang mereka rahasiakan.
       Dalam kesempatan ini, saya ingin membeberkan kebenaran yang sebenarnya tentang Indonesia :

Versi palsu :

1. Islam masuk ke Nusantara baru pada abad ke-13 Masehi yang dibawa para pedagang dari Gujarat, India.

2.Snouck Hurgonje merupakan peneliti Islam Belanda yang masuk Islam dan belajar di Mekkah, serta mengubah namanya dengan Abdul Ghaffar.


3. Kerajaan pertama di Nusantara adalah kerajaan Hindu Tarumanegara yang berdiri pada abad ke-4 Masehi di Jawa Barat.


4. Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara merupakan kerajaan-kerajaan kecil yang tidak mempunyai pengaruh.


5. Invasi penjajah Portugis, Spanyol dan Belanda tidak ada kaitannya dengan misi Salib. Penyebaran agama Kristen dilakukan dengan damai dan penuh cinta kasih.


6. Kerajaan Aceh Darussalam tidaklah besar dan kekuasaannya tidak mencapai atau tidak sampai seluas melebihi wilayah Asia tenggara.


7. Maluku dan Ambon merupakan wilayah kristen.


8. Fatahillah adalah orang pertama yang mengislamkan Jakarta.


9. Nama asli Pattimura adalah Thomas Matullesy, lahir di Saparua dan beragama Kristen.


10. Si Simangaraja XII merupakan Raja Batak yang beragam Palbegu, agama leluhur orang batak.



FAKTANYA :


1. Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-7 M, dibawa oleh para pedagang Arab, langsung dari Mekkah. Ada bukti yang sangat mendukung, salah satunya banyak temuan arkeolog yang menyebutkan di tahun 674 M telah berdiri satu kampung Islam di pesisir Barat Sumatera Utara yang bernama Barus. Bahkan salah satu raja Sriwijaya Budha yang bernama Sri Indrawarman yang masuk Islam.


2. Snouck Hurgonje tidak pernah masuk Islam. Dia hanya berpura-pura sebagai Muslim. Saat meninggal, ia dikubur dengan prosesi Kristen.


3. Kerajaan Nusantara pertama adalah kerajaan Salakanagara yang berdiri di pesisir Utara Jawa Barat pada abad ke-1 M.


4. Kerajaan Islam di Nusantara merupakan kerajaan-kerajaan besar, bahkan kekuasaanya lebih besar dari imperium kerajaan Hindu. Salah satunya adalah kerajaan Aceh Darussalam yang kekuasaannya hampir mencapai Turki. Kerajaan ini menyatukan diri dengan kerajaan Turki Utsmaniyah, buktinya bisa dilihat pada bendera Aceh tempo dulu yang tidak jauh dari bendera Turki Utsmaniyah.


5. Invasi penjajah Portugis, Spanyol dan Belanda tidak lepas dengan penyebaran misi salib. Dilakukan dengan jalan kekerasan, pembantaian, pemaksaan dll. Hal ini diakui oleh banyak sejarawan barat.


6. Kerjaan Aceh Darussalam sangat mendunia. Willfred Cantwell Smith dalam bukunya Islam in Modern History menyebutkan kalau Aceh merupakan 1 dari 5 kerajaan Islam yang merupakan tonggak Muslim saat itu.


7. Maluku merupakan wilayah Islam, daerah ini sudah di datangi pedagang Arab dua setengah abad lebih dulu dari katolik. Nama Maluku berasal dari bahasa Arab 'Al-Mulk' yang memiliki arti 'Tanah Para Raja.


8. Orang pertama yang mendakwahkan Islam di Jakarta adalah Syekh Quro, yang dibantu oleh ulama lain seperi Datuk Ibrahim.


9. Pattimura merupakan marga Muslim, dengan nama asli Ahmad Lussy, lahir di Bacan. Merupakan bangsawan dari kerajaan Islam Saluhau.


10. Si Simangaraja XII merupakan Islam tulen. Cap kerajaan dan benderanya sangat lengket dengan ornamen-ornamen Islam.


 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ADS ROSSTAR - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger