Assalamualaikum,
Tulisan ini saya dedikasikan untuk seluruh anggota Rosstar, khususnya teman-teman sesama pimpinan dan para kakak/mbak TKS.
Alhamdulillah, Allah ternyata masih sayang terhadap hambaNya yang banyak salah ini, sampe-sampe masih diberi kekuatan untuk menulis di blog ini, menulis apa yang ada di pikiran saya malam ini. Malam ini, malam dimana terakhir kali saya bisa disebut sebagai pimpinan Rosstar. Bukan masalah lengsernya “jabatan” saya dari kepengurusan rohis, tapi yang sangat-sangat membuat saya galau adalah karena pertanggungjawaban yang seperti apa yang bisa saya tunjukkan ketika saya dilengserkan.
Yang pertama kali ingin saya tulis adalah sebuah permohonan maaf yang sangat besar kepada teman-teman pimpinan, anggota rohis, dan...kakak-kakak, mbak-mbak TKS. Tidak perlu saya sebutkan berapa progja saya yang tidak berhasil saya laksanakan, saya yakin semua sudah bisa melihat sendiri bagaimana kurang baiknya kinerja saya sebagai sekretaris bidang DAMBA. Dimulai dari hal sederhana tapi rumit: akhlaq.
Maaf untuk kakak dan mbak TKS yang sudah berusaha membina saya sekuat tenaga untuk menjadi seorang akhwat yang lebih baik, tapi nyatanya saya masih saja bandel. Kurang tertib muttaba’ah, sering lupa menjaga sikap dan perkataan, ah, banyak lainnya. Maaf karena saya tidak bisa berkoordinasi secara baik dengan anggota DAMBA lainnya, sehingga mbak dan kakak harus menentukan pilihan sulit dari segelintir orang-orang yang tersisa di rohis ini untuk menjadi penerus saya. Sebenarnya pun, tidak layak bagi saya, menyebut adek-adek kelas itu sebagai penerus saya. Karena saya tidak ingin mereka seperti saya. Saya ingin mereka berbeda dari saya, menjadi lebih baik dan menjadikan yang kurang baik menjadi baik. Karena itu, mereka lebih berhak disebut sebagai pengganti saya, bukan penerus saya.
Saya pernah mendengar perkataan seorang kakak TKS yang mengatakan bahwa kepengurusan rohis tahun ini dimasuki orang-orang baru yang tidak tahu menahu tentang rohis, sehingga TKS lah yang lebih banyak bekerja ketimbang rohisnya. Jujur ketika itu saya merasa sakit hati, karena saya adalah salah satu orang baru dalam organisasi ini. Saya tidak pernah terlibat dalam semua kegiatan rohis, bahkan menjadi anggota rohis pun baru kelas XI itu. Tiba-tiba saya disuguhi amanah menjadi seorang sekbid, dan semua orang mencoba mendukung saya. Saya marah dengan perkataan kakak TKS itu, karena dari awal saya sudah bilang bahwa saya tidak pantas menjadi bagian dari pimpinan rohis, saya yang tidak tahu apa-apa ini pasti hanya akan merepotkan. Tapi akhirnya saya sadar, apa salahnya orang baru menempati jabatan? Yang salah adalah betapa lambannya saya mengadaptasikan diri saya dalam barisan kepemimpinan rohis. Saya sadar, kesalahan ada pada diri saya. Bahwa berlarut-larut dalam memaklumi diri sendiri sebagai orang yang tidak tahu apa-apa adalah sebuah hal yang hanya membuang waktu dan pekerjaan sia-sia.
Tapi di sisi lain, saya sangat bersyukur diberi kesempatan mencicipi manisnya pangkat, pahitnya cemoohan, kerasnya tanggungjawab, lembutnya persaudaraan. Rohis adalah organisasi pertama bagi saya. Meskipun di kelas X saya sudah menjadi anggota OSIS, tapi baru di rohis lah saya merasakan dunia organisasi yang hiruk pikuk dengan masalah, tantangan, sensasi, usaha.. dan banyak hal menarik lainnya.
Terimakasih banyak atas dukungan teman-teman sesama pimpinan, anggota rohis, dan kakak serta mbak TKS. Ketua umum yang sabar dan tidak lelah mengingatkan saya untuk segera melaksanakan progja. Wakil ketua yang selalu mendukung langkah yang baik bagi bidang DAMBA, Sekretaris yang bagaikan malaikat tanpa sayap *ehm!, dengan ikhlas dan relanya membantu saya khususnya dalam hal penerbitan ARMY dan urusan cetak mencetak, dan bendahara sebagai sosok kuat yang membantu bidang ini dalam urusan finansial.
Untuk kabid DAMBA sebagai teman pendamping, terimakasih atas kesabarannya mengiringi dan membimbing saya untuk bersama-sama membangun bidang ini. Terimakasih telah bersabar menghadapi sikap saya yang sering berubah-ubah. Walaupun dalam banyak hal kita gagal, tapi ada juga yang bisa kita jadikan kenang-kenangan dari organisasi ini, Ren! :)
Untuk teman-teman sekbid lain, Aci, Ita, Evita, terimakasih atas dukungan dan kehangatan yang kalian berikan #ayo kita janjian warna baju! :D
Dan untuk sahabat-sahabat ARMY, sahabat-sahabat rohis, terimakasih banyak atas partisipasinya dalam banyak kegiatan rohis. Terimakasih karena telah membaca ARMY, menimpannya dan tidak membuangnya.
Dan untuk sahabat-sahabat ARMY, sahabat-sahabat rohis, terimakasih banyak atas partisipasinya dalam banyak kegiatan rohis. Terimakasih karena telah membaca ARMY, menimpannya dan tidak membuangnya.
O iya, hal paling berkesan selama melaksanakan progja bidang ini adalah ketika saya mengerjakan buletin ARMY. Sebuah kesenangan tersendiri untuk bisa menulis, tentu saja dibantu oleh banyak sekali pihak. Terimakasih! Agak berat untuk melepaskan sebutan ARMY Crew , tapi –lagi lagi- saya berharap Crew selanjutnya adalah orang-orang pilihan yang menjadikan bidang DAMBA ini jauh lebih baik.
Perjuangan saya berlum berakhir, perjuangan saya untuk lepas dari rasa dihantui sebagai orang baru di rohis. Meski saya tidak lagi menjadi bagian dari kepemimpinan rohis ini, saya tahu masih banyak tugas saya sebagai anggota rohis. Masih banyak hutang kontribusi terhadap rohis ini yang harus saya cicil sedikit demi sedikit.
Terimakasih dan maaf, dua kata yang sangat berarti bagi hidup saya itu saat ini saya dedikasikan kepada semua yang membaca, semua yang mendengar, dan semua yang melihat saya sebagai orang yang penuh alfa di rohis ini.
Keep spirit of rohis ^^
-HL-
+ komentar + 1 komentar
ckckckck.... adekku satu ini memang mantab dah kalo urusan di sekolah. tapi kenapa ya kalo di rumah kok jadi semrawut.. weeleh2...
Posting Komentar
Monggo dikomentari.. :)