Setiap manusia dicipatakan atas dasar fitrah, dan diantara fitrah manusia adalah memiliki rasa takut yang menyelimutinya setiap saat. Ada rasa takut terhadap mati, takut terhadap masa depan, takut kehilangan kesempatan, takut kehilangan jabatan, takut kehilangan harta, takut kehilangan orang yang dicintai, takut tidak mendapatkan jodoh yang baik, takut karena dosa-dosa yang pernah dilakukan dan berbagai macam rasa takut lain yang selalu menyelimuti hati manusia. Rasa takut yang selalu menghantui manusia akan menyebabkan kerisauan dalam hati jika tidak disikapi dengan benar. Maka tidak mengherankan jika banyak manusia yang berbondong-bondong ke bisokop, bar, tempat rekreasi, dan tempat-tempat hiburan lain untuk sejenak menghilangkan kerisauan tersebut.
Islam sebagai sebagai rahmatan lil 'alamin mengajarkan jalan yang indah untuk mengatasi setiap rasa takut dan risau yang menghinggapi manusia. Obat terbaik untuk mengatasi rasa takut tersebut adalah menggantungkan segala harapan hidup (Raja') dan rasa takut kepada Allah Jalla wa 'Azza. Rasa takut dan harap ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, sisi yang pertama tidak akan ada artiinya tanpa ada sisi yang ke dua. Kesalahan menempatkan harapan akan menyebabkan rasa takut semakin besar, karena pada dasarnya rasa takut itu tidak memiliki eksistensi sama sekali hingga kita memberikan arti kepadanya.
Rasa takut yang melanda diri seseorang seringkali menjauhkan seseorang dari apa yang ditakutinya, namun hal ini sangat berbeda bagi seorang muslim yang takut kepada Allah. Rasa takut kepada Allah akan menghantarkan seseorang pada upaya mendekati Allah dengan kedekatan yang sedekat-dekatnya. Karena bagi seorang muslim, takut kepada Allah berarti takut apabila segala tingkah lakunya tidak disukai Allah, sehingga ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencari cinta dan keridhaan Allah. Rasa takut kepada Allah yang diiringi dengan sebuah harap kepada-Nya akan menjadikan hidup seorang muslim penuh dengan rasa optimisme. Bagaimana ia akan merasa takut tidak mendapat rizki sedang ia memiliki Allah yang Maha Kaya, bagaimana ia akan takut kehilangan kesempatan, harta, kekasih atau jabatan sedang semua adalah milik Allah, bagaimana ia akan takut mati sedang dengan mati itu adalah pintu bertemunya ia dengan Allah, bagaimana ia akan merasa takut masa depan sedang segala sesuatunya telah ditetapkan oleh Allah. Dengan rasa takut kepada Allah, maka ia akan mampu menahan organ tubuhnya dari segala kemaksiatan dan kesia-siaan. Kemudian di saat yang sama ia senantiasa berharap atas ampunan dan ridha-Nya, maka dengan hal tersebut akan menjadikannya sebagai hamba yang akan selalu menggantungkan dan menyerahkan dirinya kepada Allah.
"Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan"
[TQS. An-Nur:52]
Saudaraku janganlah kita takut dan merisaukan masa depan yang belum tentu kita jumpai, namun risaukanlah tiap detik dari waktu kita yang telah berlalu tanpa kemanfaatan. Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu memperbaiki diri dan lingkungan kita setiap waktu. Dan semoga kita tetap bisa selalu saling mengingatkan dan mendoakan dalam kebaikan. Barakallahufikum..
Madiun, 13 Januari 2012 pukul 19.36 WIB
Muhammad Syamsul Arifin
Ketua Kaderisasi ROHIS SMA 1 Natar 2006/2007
Posting Komentar
Monggo dikomentari.. :)